PURBALINGGA, inspirasirakyat.id – Sebuah video yang memperlihatkan dua orang guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, berpegangan tangan saat menghadapi aksi demonstrasi siswa, menjadi perbincangan hangat di media sosial. Gestur tersebut menuai beragam komentar dari warganet yang mempertanyakan kejanggalannya di tengah situasi yang sedang memanas. (08/05/2025)
Peristiwa ini terjadi ketika sekitar 140 siswa menggelar unjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi terkait keterlambatan finalisasi penginputan Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Keterlambatan ini berakibat pada gagalnya para siswa untuk berpartisipasi dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025.
Dalam rekaman video yang viral, tampak seorang guru Bimbingan Konseling (BK) berinisial LT tengah berupaya berdialog dengan para siswa yang menyampaikan protes. Di sampingnya, berdiri seorang guru pria yang terlihat menggenggam erat kedua tangan LT. Pemandangan ini kemudian memicu berbagai spekulasi dan komentar dari pengguna internet.
Menanggapi viralnya video tersebut, Kepala SMAN 1 Bukateja, Purwito, memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa guru BK yang bersangkutan memang memiliki peran sentral dalam kepanitiaan SNPMB di sekolah. Ketika para siswa menuntut untuk bertemu dengan guru BK, LT pun hadir untuk berdiskusi.
Lebih lanjut, Purwito mengungkapkan bahwa LT yang masih berstatus guru bantu dan baru dua bulan bertugas di SMAN 1 Bukateja merasa panik dan ketakutan saat menghadapi ratusan siswa seorang diri. Oleh karena itu, dua guru senior, yakni Pak Dodo dan Ibu Sulis, mendampinginya dalam upaya mediasi tersebut.
“Ibu guru BK itu masih sangat muda, statusnya masih guru bantu dan baru dua bulan bertugas di SMA Bukateja. Jadi wajar kalau mentalnya belum tangguh menghadapi kondisi semacam itu,” ujar Purwito, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Purwito menambahkan bahwa saking gentarnya menghadapi tekanan dari para siswa, tubuh LT sampai terlihat gemetar dan mengeluarkan keringat dingin. Dalam situasi tersebut, Pak Dodo secara spontan memberikan perlindungan dan dukungan moril kepada LT, dan gestur berpegangan tangan itu murni sebagai bentuk empati dan bukan dengan maksud lain.
Pihak sekolah pun telah melakukan konfirmasi kepada kedua guru yang bersangkutan. Hasilnya, tidak ditemukan adanya pelanggaran disiplin maupun etika dalam kejadian tersebut, sehingga tidak ada sanksi yang diberikan.
“Sekarang kami sedang fokus pada proses SNPMB. Alhamdulillah finalisasi penginputan PDSS sudah selesai dan 140 siswa SMAN 1 Bukateja akhirnya bisa ikut SNBP,” pungkas Purwito, seraya mengakhiri penjelasannya dengan kabar baik terkait nasib para siswa. (RED)