Ratusan Siswa SMP di Buleleng Teridentifikasi Belum Bisa Membaca, Pemerintah Daerah Lakukan Evaluasi Pendidikan Dasar

waktu baca 3 menit
Kamis, 17 Apr 2025 09:18 0 352 admin

BALI. inspirasirakyat.id – Kabar mengejutkan datang dari Kabupaten Buleleng, Bali, di mana ratusan siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dilaporkan mengalami kendala serius dalam kemampuan membaca. Data terbaru dari Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng mengungkapkan bahwa terdapat 155 siswa SMP yang terkategori Tidak Bisa Membaca (TBM) dan 208 siswa lainnya masuk dalam kategori Tidak Lancar Membaca (TLM). Temuan ini sontak memicu perhatian mendalam dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pusat. ( 17/04/2024)

Kepala Dinas Pendidikan Buleleng, Made Astika, mengungkapkan sejumlah faktor yang diduga kuat menjadi penyebab permasalahan ini. Kebijakan naik kelas otomatis di masa lalu, minimnya pendampingan belajar di lingkungan keluarga, serta dampak berkepanjangan dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi COVID-19 menjadi sorotan utama.

“Saat ini, kami tengah melakukan pendalaman untuk mengidentifikasi akar permasalahan setiap siswa. Kami juga tidak menutup kemungkinan adanya indikasi gangguan belajar seperti disleksia,” jelas Astika kepada awak media, Selasa (16/4/2025).

Menyikapi temuan ini, Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, memberikan usulan konkret terkait pembatasan penggunaan telepon genggam di lingkungan sekolah. Beliau berpendapat bahwa penggunaan gawai yang berlebihan dapat menjadi distraksi signifikan yang berkontribusi pada menurunnya minat belajar siswa.

Reaksi keras juga datang dari tingkat provinsi. Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi literasi siswa di Buleleng. Ia bahkan menginstruksikan seluruh kabupaten/kota di Bali untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kemampuan dasar siswa, terutama dalam hal membaca, menulis, dan berhitung (calistung).

Isu ini bahkan menarik perhatian parlemen di tingkat nasional. Ketua DPR RI, Puan Maharani, menegaskan bahwa kondisi rendahnya kemampuan membaca siswa SMP di Buleleng tidak boleh dianggap remeh. Ia mendesak pemerintah untuk segera memperkuat sistem pembelajaran di tingkat dasar guna memastikan seluruh anak bangsa mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas.

“Ini adalah masalah serius yang membutuhkan tindakan cepat dan terukur. Hak dasar pendidikan setiap anak Indonesia harus dipenuhi tanpa terkecuali,” tegas Puan Maharani.

Sebagai respons awal, beberapa sekolah di Buleleng, seperti SMPN 1 Sukasada, telah mengambil langkah proaktif dengan memberikan pendampingan intensif kepada siswa yang teridentifikasi kesulitan membaca. Program yang melibatkan guru Bimbingan Konseling (BK) ini dilaporkan menunjukkan perkembangan positif.

Lebih lanjut, Dinas Pendidikan Buleleng berencana untuk melakukan asesmen ulang terhadap seluruh siswa yang masuk dalam kategori TBM dan TLM. Langkah ini bertujuan untuk merancang strategi pembelajaran yang lebih personal dan efektif sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.

Kondisi memprihatinkan di Buleleng ini menjadi alarm bagi pentingnya pembenahan fundamental dalam sistem pendidikan dasar di Indonesia. Penguatan kemampuan literasi sejak dini menjadi krusial sebagai fondasi utama bagi keberhasilan siswa di jenjang pendidikan selanjutnya. Pemerintah daerah dan pusat kini ditantang untuk mengambil langkah konkret dan berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan ini. ( Red )

Related Posts: